Kamis, 31 Oktober 2013

Tuntutan Kenaikan Upah Minimum

Hari ini, Kamis, 31 Oktober 2013, ada aksi besar-besaran dari serikat/aliansi pekerja Indonesia. Kabarnya aksi ini akan berlangsung selama 2 hari ke depan. Aksi ini merupakan salah satu bentuk usaha para pekerja (yang diwakili oleh aliansi pekerja) atas tuntutan mereka: kenaikan upah minimum. Aksi ini sendiri yang saya tau salah satunya adalah aksi sweeping para demonstran ke pabrik-pabrik, terutama yang tetap mempekerjakan para karyawannya pada hari ini. Para karyawan yang bekerja saat disweeping akan dipaksa dipulangkan, seperti yang pernah saya alami di perusahaan tempat saya bekerja dulu -red: saat ini saya sudah bekerja di tempat lain. Dalam sebuah spanduk yang dipasang di ujung pertigaan di Kabupaten Bogor sempat saya baca tentang tuntutan aliansi pekerja daerah Bogor yang menginginkan kenaikan upah minimum berdasarkan item KLH (CMIIW) sebesar IDR 3.5 juta mulai tahun 2014 mendatang. Dalam spanduk tersebut juga dituliskan bahwa jika tuntutan itu tidak dikabulkan maka mereka akan melakukan aksi mogok massal pada 28 Oktober 2013-2 November 2013. Kenyataannya, pada tanggal 28 Oktober 2013 sampai kemarin (tanggal 30 Oktober 2013) saya tidak mendengar kabar yang ramai membicarakan aksi yang dimaksud. Dan baru pada hari ini perusahaan tempat saya bekerja benar-benar meliburkan seluruh karyawannya (terutama bagian produksi) sampai esok hari yang ditujukan untuk mengantisipasi aksi sweeping yang biasa dilakukan para demonstran saat terjadi demonstrasi yang dibarengi aksi mogok kerja. Saya sendiri adalah seorang staff di perusahaan saya sekarang, dan tidak masuk dalam daftar karyawan yang diliburkan (padahal sebenernya pingin juga diliburkan. hehehe). Kembali lagi pada tuntutan aliansi pekerja yang menginginkan upah minimum sebesar IDR 3.5 juta. Ada selentingan dari salah seorang investor asal Jepang yang bekerjasama dengan perusahaan saya. Perusahaan saya bergerak di bidang garment. Kebayang kan bagaimana sebuah perusahaan garment... Orang tersebut bilang "Saya sih setuju saja dengan tuntutan para pekerja tersebut (red-dengan upah minimum IDR 3.5 juta). Asal... Operator jahitnya berpendidikan minimal S1". Ya, ya, ya... Itu sih namanya keberatan cuman kalimatnya aja yang lain pak. Hahaha... Begitulah, penilaian tentu berbeda-beda tergantung dari mana kita mau melihatnya. Dari sudut pihak manajemen perusahaan, tuntutan upah minimum yang sebegitu besar tentunya membuat manajemen perusahaan harus berpikir keras untuk menaikkan harga barang yang ditawarkan kepada investor asing. Jika harga yang ditawarkan terlalu besar, besar kemungkinan investor akan lari. Ujung-ujungnya perusahaan kehilangan klien. Perusahaan bisa saja kolaps karena kehilangan pemasukan. Jalan lain, memindahkan pabrik tempat berjalannya produksi ke lokasi dimana upah minimumnya masih bisa tertutupi biaya dari harga lama yang ditawarkan ke investor. Atau bisa saja dengan jalan memangkas jumlah karyawan. Padahal semua ujung-ujungnya akan berimbas ke karyawan juga. Yang pasti untuk perusahaan akan merasa keberatan dengan jumlah tuntutan yang sebesar itu. Dilihat dari sisi lain, pekerja di Indonesia sudah terkenal akan harganya yang murah (red-upah). Makanya banyak sekali perusahaan asing berbondong-bondong berinvestasi di Indonesia. walaupun sekarang ada tuntutan untuk menaikkan upah minimum ke angka 3.5 juta Rupiah, itu pun masih berada di bawah angka upah minimum di beberapa negara Asia yang lain. Pantas saja banyak orang Indonesia yang merantau ke luar negeri menjadi TKI. Bekerja jadi buruh di Malaysia bahkan bisa memperoleh upah lebih banyak dari pada jadi buruh di negara sendiri. Apalagi yang bisa sampai bekerja di negara maju seperti Jepang, Korea, atau bahkan ke negara Timur-Tengah yang terkenal kaya dan berupah sangat besar. Kembali lagi, semua tergantung dari mana kita melihat sebuah hal. Sebagai seorang karyawan swasta, tentu saya sangat mendukung untuk kenaikan upah minimum sebesar itu. Apalagi kalau benar-benar dikabulkan. Hehehe. Asalkan dalam prakteknya nanti tidak ada pihak-pihak yang dirugikan, tidak ada investor yang lari dari Indonesia, tidak ada PHK besar-besaran, pokoknya semua berjalan damai dan lancar, termasuk dalam proses menuntutnya, semoga tidak ada kekerasan dan tindak anarkis. Mari berdoa saja untuk kebaikan semua...

Rabu, 06 Maret 2013

Bekerja Online

Hahahaha... Menggelikan mungkin bahkan buat saya sendiri. Seiring "keprihatinan" saya tentang waktu bekerja saya, saya pun "dituntun" ke kerja online. Yang kalo sekilas saya perhatikan menawarkan kelonggaran waktu. Jadi waktu kerja kita sendiri yang tentukan. Bagaimana tidak menggiurkan... Itu yang saya cari, pikir saya. Tapi saya tak ingin terlalu awal berpikir yang indah-indah, karena saya untuk urusan beginian masih sangat awam bin newbi. Tak ingin ber-NATO, cobalah saya Sign Up ke salah satu web yang dianjurkan -Megatypers-. Malangnya, sudah 2 kali daftar dengan dua akun berbeda selalu bermasalah saat log in. Entahlah kenapa itu masalahnya padahal sudah memsukkan data log in yang benar seperti waktu register. Masih penasaran, saya coba web lain -Kolotibablo-. Berhasil registrasi, sudah sempat memulai kerja tapi... too slow internet connection force me to stop my work quickly. Bah... Mungkin karena sudah malam, dan lebih baik saya coba lagi besok. Berharap apa yang saya baca dari kisah teman-teman yang sudah mencoba lebih dulu bisa pula berlaku di saya. Get more spare time and keep earning.

Lalu Apa?

Segelintir orang bisa dengan mudah mendapat pekerjaan. Beberapa gelintir orang tidak. Beberapa terlalu selektif. Satu-dua-tiga orang terima-terima saja. Saya masuk yang mana? Kembali pada masing-masing individu yang menjalaninya. Tergantung apa niat dan tujuan yang ingin dicari. Saya pribadi, lebih cenderung pada "menikmati". Menikmati hidup tentunya, bukan menikmati pekerjaan. Pekerjaan bagi saya adalah hal untuk memumjang aktifitas kehidupan saya. Jadi titik beratnya ada di kehidupan saya. Sekali lagi, bukan di pekerjaan saya. Jadi kalau ada pertanyaan yang ditujukan ke saya tentang kriteria apa yang saya pertimbangkan dalam memilih pekerjaan, akan saya jawab "waktu". Saya bukan tipe orang yang ngoyo dalam melakukan pekerjaan. Pun bukan orang yang hanya tidur mulu bermimpi akan ada genteng jatuh terbuat dari emas di samping guling saya. Saya hanya ingin, waktu untuk melakukan pekerjaan saya saya jalani secara normal dan tidak berlebihan. Walaupun sejauh ini saya belum bisa melakukannya karena memang tuntutan pekerjaan saya. Tapi yang pasti saya tak ingin terus menerus kendali waktu saya ditentukan pekerjaan, tapi pekerjaanlah yang akan saya kendalikan dengan waktu. Waktu adalah salah satu hal penting bagi saya. Menikmati hidup butuh waktu. Dan seluruh waktu kita akan terasa sayang jika hanya lebih banyak dihabiskan untuk pekerjaan. Tapi saya juga tidak lupa, bekerja itu juga penting. Yang paling penting tentunya bagaimana kita membuat semuanya adil, menempatkan sesuatu pada tempatnya, menyeimbangkan segala yang harus seimbang dan menikmati apa yang seharusnya dinikmati.