Jumat, 15 Juli 2016

Berkunjung ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

image from djkn.depkeu
Akhirnya ke Perpusnas juga...
Setelah sekian lama akhirnya bisa juga berkunjung ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) atau perpusnas.

Beralamat di Jl. Salemba Raya No. 28 A Jakarta, saya putuskan untuk menempuh via kereta Commuterline. Keluar di stasiun Manggarai, lalu lanjut sambung perjalanan dengan Transjakarta.
Saat ini Transjakarta sangat mudah diakses dari stasiun Manggarai karena mereka tersedia tepat di depan pintu keluar stasiun. Untuk beli tiketnya pun dari sini tidak harus melulu dengan e-money alias bisa dengan uang cash di counter ticketing tenda yang tersedia. Harga ticket Transjakarta saat ini sebesar Rp 3500.
Dari stasiun Manggarai bisa naik Transjakarta jurusan mana saja, turun di halte Manggarai. Dari halte Manggarai kemudian berganti ke jurusan Pulogadung, turun di halte Matraman kemudian lanjut jalan kaki ke gedung perpusnas yang terletak di seberang gedung BPJS Ketenagakerjaan atau di sebelah Kementrian Sosial.
Bagi yang agak bingung arah ke Perpusnas di sebelah mana, saat di bus Transjakarta perhatikan saja terus sebelah kiri jalan. Menjelang perempatan sebelum halte Matraman akan ada penunjuk arah ke PERPUSTAKAAN NASIONAL. Jadi dari halte Matraman menyeberanglah ke arah kiri dari datangnya bus, kemudian jalan berlawanan arah dengan datangnya bus, menuju perempatan, belok kanan, menyeberang lagi lalu ikuti saja trotoar sampai bertemu Kementrian Sosial. Nah, di sebelahnya adalah komplek Perpusnas.

Sampai di komplek Perpusnas langsung saja menuju canopy biru yang di sebelah kanannya adalah pintu masuk ke perpustakaan. Masuklah, dan anda akan berada di lantai 1 perpusnas.

Karena minimnya informasi bagaimana alur peminjaman buku atau mungking bagaimana mengakses layanan lain, sudah hampir bisa dipastikan yang baru pertama kali datang akan cukup bingung disana. Seperti yang saya alami kemarin. Jadi jangan malu bertanya pada petugas walaupun mungkin (menurut pengalaman beberapa teman) mereka akan menjawab dengan kesan setengah hati dan kurang ramah.

Mengunjungi perpustakaan harus mengisi buku tamu. Di Perpusnas hanya bisa diisi dengan nomor anggota. Jadi setiap pengunjung harus jadi anggota dulu. Saat mengunjungi Perpusnas pertama kali pasti akan diarahkan untuk mendaftar dulu. Pengalaman saya kemarin, karena sistem untuk pencetakan kartu anggota sedang error, oleh petugas pendaftaran saya diarahkan untuk mendaftar di komputer dahulu saja sekedar untuk mendapat nomor anggota agar bisa mulai membaca.

Setelah mengisi form pendaftaran online (bisa diakses juga di sini), saya mendapat nomor anggota. Petugas menyarankan saya untuk kembali lagi nanti ke ruang pendaftaran anggota, siapa tahu bisa foto dan cetak kartu hari itu juga. Tapi beliau tidak menjamin peralatan sudah sembuh. Jadi coba saja nanti sebelum pulang untuk cek lagi.
Pada akhirnya saya tidak bisa mendapat kartu anggota hari itu.

Berbekal nomor anggota kita isi buku tamu di komputer yang berada di antara petugas security dan resepsionis. Kemudian di resepsionis kita bisa meminjam kunci loker dengan jaminan KTP. Kita akan mendapat 1 kunci loker dan 1 kartu nomor untuk mengambil KTP kita nanti.

Untuk mulai membaca buku kita harus naik ke lantai 2 untuk mencari letak buku yang ingin kita baca di katalog melalui komputer yang banyak tersedia. Di Perpusnas ini kita tidak bisa mengambil buku sendiri seperti di perpustakaan pada umumnya. Jadi kita harus tahu dahulu buku apa yang ingin kita baca.
Setelah mendapat informasi tentang buku yang ingin kita baca silahkan mengisi bon peminjaman buku yang ada di meja petugas lantai 2. Serahkan bon yang sudah diisi kepada petugas dan beliau akan memberitahu kita buku tersebut berada di lantai berapa. Saya sendiri kemarin diarahkan ke lantai 3 blok C (3C) untuk bisa membaca ARUS BALIK-nya Pramoedya Ananta Toer.

Tips 1. cek dulu via OPAC (Online Public Access Catalog) dari rumah agar bisa dipastikan buku yang ingin kita baca memang tersedia di Perpusnas. Daripada jauh-jauh datang tapi ternyata buku yang ingin dibaca ternyata tidak tersedia.

Tips 2. bawalah bolpoin sendiri ke lantai 2 ini untuk menulis di bon peminjaman karena cukup susah mendapat bolpoin di sana.

Melipir ke lantai 3 blok C saya taruh bon peminjaman ke box yang tersedia di meja petugas. Sambil tunggu petugas mencarikan buku, saya mengisi buku tamu di komputer. Hanya ada 2 pengunjung waktu itu, seorang bapak-bapak yang sedang baca dan saya sendiri.
Petugas jaga juga ada 2 orang dengan meja kerja yang terhitung lebih banyak melebihi petugas yang sedang berjaga.

Kurang lebih 5 menit petugas sudah menyiapkan buku yang ingin saya baca. Sebelum membaca buku, lagi-lagi untuk jaminan, kita harus menyerahkan kartu anggota ke petugas untuk diattach di bon peminjaman selama kita membaca buku. Karena saya belum mempunyai kartu anggota maka saya menyerahkan SIM sebagai penggantinya mengingat KTP saya jadikan jaminan untuk pinjam kunci loker. Dan, mulailah membaca...

Tips 3. Selalu bawalah kartu identitas apapun itu jenisnya. Bisa kartu pelajar, kartu mahasiswa, KTP, SIM, kartu pegawai dll. 
Karena kemarin saya tidak membawa kartu identitas saat di lantai 3, saya pun harus turun lagi mengambil SIM saya di loker.

Selesai membaca serahkan kembali buku ke petugas sambil mengambil kartu identitas kita.

Buku-buku di Perpusnas hanya bisa dibaca di tempat, tidak bisa dibawa pulang. Jika perlu menyalin bisa dengan fotokopi dan itu berbayar. Tarif per lembarnya berbeda-beda tergantung tahun terbit. Semakin baru tahun terbit semakin murah tarif per lembar. Kalau tidak salah paling murah Rp 250 per lembar.

Tempat membaca di Perpusnas sangat nyaman di tiap lantai dan bloknya. Terdapat pula komputer untuk browsing di lantai 1 dan akses wifi di tiap lantai dan blok. Untuk yang sekedar ingin membaca tabloid atau surat kabar tersedia di lantai 1. Ada pula toilet (yang cukup tidak terawat+jorok untuk ukuran perpustakaan NASIONAL) dan mini market di lantai 1.

Sekian, semoga bisa jadi sedikit referensi bagi yang ingin berkunjung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar